“Fasilitas ini beberapa kali digunakan oleh RS Bethesda Tomohon dan rumah sakit lainnya milik GMIM di bawah Yayasan Medika,” kata Ellaine.

Namun, aturan tersebut dipatahkan oleh BPMS yang meminta agar dana talangan itu diambil di kas Sinode GMIM dengan bunga 2 persen perbulan. Padahal, di Bank Mandiri hanya dibebani bunga 0,7 persen.

Dana talangan pertama diterima pada 29 Agustus 2019 sebesar Rp3.275.712.860. Dikembalikan November 2019 dengan jumlah Rp3.406.741.134 atau sudah dikenakan bunga sebesar Rp131.038.514.

Dana talangan kedua diterima 29 Juni 2020 sebesar Rp1.616.468.400, dikembalikan ke Sinode GMIM 7 Desember 2020 sebesar Rp1.745.820.872 atau sudah ditambah bunga 2 persen menjadi sebesar Rp129.317.472.

Dana talangan ketiga diterima 3 Februari 2021 sebesar Rp2.500.000.000, dikembalikan ke Sinode GMIM 9 Maret 2021 sejumlah Rp2.550.000.000 karena sudah dikenakan bunga Rp50.000.000.

“Ini penjelasan kami pihak direksi yang diberhentikan untuk meluruskan pernyataan oknum Pembina Yayasan Medika GMIM yang menyatakan kami direksi yang ”dusu-dusu” (kejar-kejar) ke Ketua Sinode untuk meminta persetujuan pengambilan dana talangan,” kata ketiga direktur yang baru dicopot dari jabatan Direktur di RSU Bethesda Tomohon itu.

Baca Juga: dr Ramon Amiman di Mata Karyawan RSU Bethesda Tomohon, Direktur yang Dicopot Yayasan

Sebelumnya, saat Rapat Koordinasi bersama Ketua-Ketua BPMW, Ketua Sinode dr Hein Arina selaku Pembina Yayasan Medika GMIM mengatakan, seringkali bendahara RSU milik GMIM datang mengeluhkan soal keuangan.

“Sebelum penanganan Covid-19, datang lah para direktur dan para bidang perbendaharaan. Kebanyakan bendahara Sinode “dorang dusu-dusu” (dikejar-kejar pihak RSU) bahkan sampai di bandara. Mereka juga mengejar saya juga,” ungkap Pdt Hein Arina.

Karena kenapa, tanya dia, bank-bank tidak akan meminjamkan uang jika tidak ada rekomendasi dari dia selaku ketua pembina Yayasan Medika GMIM.

Menurutnya, bendahara datang ke dia (Hein-red), membicarakan terkait dana talangan kepada RSU. Mereka, kata dia, mengeluh lantaran gaji para pegawai, dokter dan sebagainya yang belum dibayarkan.

“Bagaimana? Berapa yang akan di kasih?, Tapi saya berpikir jauh, bagaimana supaya mendapatkan dana talangan itu. Kasi lah kita,” ungkap Arina.