TOMOHON, liputankawanua.com — Diaktifkannya Sistem Penyedia Air Minum (SPAM), yang dibangun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara (Sulut) pada Tahun 2016 di Kelurahan Lahendong, Kota Tomohon, belum berbuah manis.

Pengoperasian SPAM yang dibangun bersumber dari dana APBD Provinsi Sulut di seputaran Danau Linow tersebut menyedot dana Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tomohon. Betapa tidak, biaya perawatan dan biaya operasional SPAM tersebut tidak sebanding dengan hasilnya.

Hal tersebut diungkapkan Direktur PDAM Tomohon, Marthen S Gosal ST saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Jumat (21/2/20). Menurut dia, SPAM dari provinsi tersebut merugi pasca dioperasikan sejak tahun 2018 yang lalu. “Ya, SPAM dari Provinsi, yang sumber airnya dari Danau Linow itu belum memberikan kontribusi bagi PDAM Tomohon. Kami menjalankan instruksi dari Gubernur agar SPAM tersebut segera dioperasikan,” ungkap Gosal.

“Dana perawatannya sangat besar. Karena, besi-besi yang dipakai disana gampang keropos. Sehingga memakan biaya yang cukup besar,” bebernya.

Belum lagi, lanjut dia, pembiayaan untuk lab pengelolaan air mulai dari masih punya kandungan sulfur sampai layak didistribusikan kepada para pelanggan. “Biaya proses kelola air sulaya bisa di konsumsi masyarakat itu besar. Pembelian barang kimia untuk pengolahan air disana cukup memakan biaya. Karena, kandungan sulfur dalam air di Danau Linow tersebut sangat tinggih,” terangnya.

Saat ini, kata dia, pihaknya sementara mencari cara supaya SPAM di Danau Linow tersebut boleh memberikan kontribusi kepada PDAM Tomohon. “Saat ini kami sementara mencari solusi supaya pengeluaran dan penghasilannya boleh berimbang. Kalau tidak, PDAM akan terus mengalami kerugian,” tukasnya.

Penulis: Terry Wagiu