TOMOHON, LiputanKawanua.com – Dampak pandemi Covid-19, yang melanda hampir seluruh lapisan masyarakat di Indonesia, membuat perekonomian terpuruk. Kota Tomohon pun tidak luput dari dampak penyebaran Virus asal Kota Wuhan, Cina tersebut.

Namun begitu, Pemerintah Kota (Pemkot) Tomohon terus berupaya membangkitkan perekonomian masyarakat di kota berjuluk religius itu.

Berbagai upaya dilakukan pemerintah yang dipimpin Walikota Jimmy Feidie Eman SE.Ak CA ini, demi kesejahteraan masyarakat Tomohon, termasuk pelatihan kewirausahaan bagi usaha mikro/kecil yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi, di Aula Nawanua Merons Kelurahan Kinilow I, Rabu (9/9/2020).

Walikota yang hadir dalam kegiatan itu mengatakan, pilihan dalam mengatasi persoalan tenaga kerja, antara lain membuka lapangan wirausaha dan memasyarakatkan kewirausahaan. “Sekarang ini, kita menghadapi kenyataan, bahwa jumlah wirausahawan Indonesia masih sedikit,” ungkap Eman.

Sehingga, kata dia, persoalan pembangunan wirausaha di Indonesia merupakan persoalan mendesak bagi suksesnya pembangunan. “Itulah sebabnya, pemerintah pusat maupun pemerintah daerah berupaya mengalokasikan anggaran lewat APBN dan APBD untuk program pelatihan semacam ini, supaya lebih memotivasi para wirausaha agar lebih giat berkarya,” ucapnya.

“Apalagi, dalam situasi dunia sedang menghadapi dampak pandemi Covid-19. Mau tidak mau, kita harus berusaha merecoveri pembangunan ekonomi yang sedang terpuruk melalui berbagai kebijakan untuk membantu para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah, termasuk wirausaha pemula,” beber Eman.

Pemerintah, kata dia, tentu sangat memperhatikan pelaku usaha atau wirausaha ini. Karena, sangat banyak manfaatnya. “Sekarang ini, banyak anak muda mulai tertarik dan melirik profesi bisnis yang cukup menjanjikan. Diawali oleh anak-anak pejabat, para sarjana dan diploma lulusan perguruan tinggi, termasuk para artis sudah banyak terjun ke dunia bisnis,” tutur Eman.

Hal ini, lanjut dia, didorong oleh kondisi persaingan diantara pencari kerja yang mulai ketat. “Lowongan pekerjaan mulai terasa sempit. Posisi pegawai negeri kurang menarik, ditambah lagi dengan policy zero growth (kebijakan pertambahan pegawai sebesar nol persen) oleh pemerintah dalam bidang kepegawaian,” jelasnya.

Pelatihan kewirausahaan saat ini, Eman menerangkan, lebih khusus pada bidang souvenir. Itu, menurutnya sangat berkaitan dengan bidang pariwisata. “Saya tantang lpara peserta, selaku wirausaha di bidang souvenir ini untuk mampu menjual Tomohon, baik dalam negeri maupun luar negeri,” ucap Eman.

“Menjual, artinya kita harus mampu menggali dan memanfaatkan kearifan lokal Kota Tomohon. Kita harus mampu belajar seperti masyarakat Bali,” pitahnya.

Ditambahkan, sekarang ini banyak wisatawan baik lokal maupun manca negara yang sering menanyakan souvenir atau cendramata khas Kota Tomohon, namun hampir tidak ada. “Kiranya hal ini menjadi perhatian kita semua. mungkin kedepan akan ada lokasi atau semacam sentra industri kerajinan atau toko yang menjual berbagai souvenir khas Kota Tomohon seperti Michi No Eki yang nantinya akan dibangun di Kota Tomohon,” tukasnya.

Narasumber dalam kegiatan itu, Kabid Restrukturisasi Usaha Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Daerah Prov. Sulut Ir Victory Palar M.Si, Ketua Lembaga Pelatihan GM Art Gian Mansa.

Tampak hadir, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Daerah Kota Tomohon Drs. O.D.S Mandagi.

Editor: Terry Wagiu