Penulis : Terry Wagiu

TOMOHON, – Aroma pembatalan hasil Musyawarah Kota (Muskot), Palang Merah Indonesia (PMI) Tomohon yang digelar Maret 2023, di Lokon View Tomohon lalu, mulai tercium.

Dari informasi yang didapat media ini, upaya mementahkan hasil Muskot ke 4 PMI Tomohon, yang sudah menetapkan Syerly Adelyn Sompotan sebagai Ketua Periode 2023-2028, diduga mulai ‘digoyang’ Caroll Senduk, yang diketahui adalah Walikota Tomohon.

Dimana, Caroll bersama sejumlah pejabat mendatangi Sekretariat PMI Sulut, Selasa, (9/05/2022) di Malalayang, Manado.

Kedatangan orang nomor satu di Kota Tomohon itu, mempermasalahkan hasil Muskot PMI Tomohon. Dimana, dalam rekaman audio pertemuan itu, Caroll Senduk sebagai Pelindung PMI Tomohon mempertanyakan pergantian Ketua PMI di Tiga Kecamatan.

Padahal, masalah kepengurusan itu sudah terjadi sejak Tahun 2022 lalu. Hal itu pun sudah diselesaikan. Sebab, dari penjelasan pengurus PMI Kecamatan via WhatsApp kepada PMI Tomohon, mereka mengundurkan diri dengan alasan kesibukan kerja.

“Bukti WA nya ada. Mereka mengundurkan diri kok. Lagi pula, masalah itu sudah terjadi di Tahun 2021 lalu. Kenapa baru dipermasalahkan oleh pelindung sekarang. Dalam muskot juga tidak ada yang mempermasalahkan. Ada apa,” tanya Ketua PMI Tomohon terpilih, Syerly Adelyn Sompotan (SAS).

Baca Juga: Aklamasi, Syerly Adelyn Sompotan Ketua PMI Tomohon Periode 2023-2028

Menarik, dalam rekaman audio pertemuan tersebut juga, Caroll Senduk mempertanyakan foto Syerly Adelyn Sompotan yang dipajang di Mobil PMI Tomohon.

“Foto itu sebagai bentuk ucapan terima kasih saya sebagai ketua kepada masyarakat yang sudah peduli dengan PMI. Dan itu mobil pribadi saya yang dipinjamkan kepada PMI, karena mobil yang Pak Wali janjikan kepada PMI Tomohon sejak 25 Maret 2021 tidak pernah ada,” tegas SAS.

Dana hibah yang diterima PMI Tomohon pun dipermasalahkan. Padahal, menurut SAS, pihaknya selama ini sudah menggunakan dana hibah sesuai dengan kepentingan organisasi dan tidak melanggar aturan.

“PMI adalah organisasi yang paling rajin melaporkan penggunaan dana hibah lewat Dinas Kesehatan Tomohon. Sehingga, sampai saat ini tidak pernah ada temuan dalam LHP BPK,” beber Wakil Walikota Tomohon 2016-2021.

Dilanjutkan, kedatangan Walikota Tomohon Caroll Senduk di Sekretariat PMI Sulut, dalam rangka mempertanyakan masalah di tubuh organisasi PMI Tomohon itu adalah tindakan yang tidak beretika selaku birokrat.

“Harusnya jika ada persoalan yang dirasa perlu dibicarakan, sebagai pelindung memanggil kami PMI Tomohon dan dibicarakan terdahulu. Bukan melapor ke pengurus Provinsi tanpa ada komunikasi duluan dengan saya sebagai Ketua,” ucapnya.

Langkah pemimpin Kota Tomohon itu pun, sangat disayangkan Syerly. “Sebagai Walikota, saya tahu sebenarnya Pak Caroll tau dan mengerti etika birokrasi. Demikian juga dalam organisasi kita harus beretika,” semprot SAS.

Sementara, isu yang beredar, upaya penggagalan hasil Muskot PMI ke 4 tersebut, untuk memuluskan istri Walikota Tomohon menjabat Ketua PMI Tomohon.

Isu itu dibenarkan sejumlah pengurus PMI Tomohon. Mereka mengungkapkan, ada upaya untuk pelaksanaan Muskot kembali digelar, dan membatalkan hasil Muskot sebelumnya.

“Sebelumnya dalam hasil audiensi dengan Pemerintah Kota Tomohon, ada permintaan supaya Ibu Walikota dijadikan Ketua PMI Tomohon,” beber Marcel Palit, yang diketahui adalah Wakil Sekretaris PMI Tomohon, diiyakan pengurus lainnya, Jumat (12/5/2023).

Ia menerangkan, bahwa masalah pergantian pengurus kecamatan ini sengaja diangkat untuk ‘meneror’ hasil Muskot, yang menetapkan Ibu Syerly Sompotan sebagai Ketua.

“Demikian juga para camat. Kog tiba-tiba peduli dengan PMI, dan menuntut hak sebagai pelindung karena adanya tekanan dari atasan untuk membatalkan Muskot IV PMI Tomohon,” bebernya.

Hal tersebut, menurut Marcel merupakan upaya dari penguasa Kota Tomohon untuk menggagalkan hasil Muskot. “Aromanya tajam. Tapi kami tau dengan jelas, siapa yang layak memimpin PMI Tomohon,” ucapnya.

“Pengorbanan dan pemberian diri untuk kemanusiaan sudah dibuktikan ibu SAS waktu memimpin PMI Tomohon periode 2018-2023. Dimana PMI Tomohon adalah pengurus Kabupaten/Kota yang paling aktif di Sulut,” terangnya.

Untuk itu, Acel melanjutkan, atas nama kemanusiaan dan pengabdian, pihaknya minta dengan hormat agar PMI Provinsi Sulawesi Utara untuk tidak terpengaruh dengan gangguan itu. 

“Kami minta, PMI Sulut segera melantik kepengurusan PMI Kota Tomohon Periode 2023-2028 dibawah kepemimpinan Syerly Adelyn Sompotan, berdasarkan Hasil Muskot IV PMI,” pungkas Acel didampingi Leon Rumate Ketua PMI Tomohon Selatan, serta pengurus lainnya.