TONDANO,- Birokrasi Tanah Melesung digoyang kabar tak sedap. Informasi dugaan penganiayaan yang dilakukan oknum pejabat merebak. Teranyar, kasus ini telah bergulir di lembaga Korps Bhayangkara Minahasa.

Hal itu diakui Kartono (58), warga Lingkungan Dua, Kelurahan Sasaran, Tondano Utara. Karyawan honorer yang bekerja sebagai waker di Wale Ne Tou Tondano ini, membenarkan telah mendapat perlakuan tidak baik dari oknum pejabat tersebut.

Bahkan, Kartono membeberkan, dugaan penganiayaan ini disinyalir dilakukan lebih dari satu orang. “Itu terjadi pada tanggal 3 Oktober sekitar jam 8 malam. Itu sudah dilaporkan ke Polres keesokan harinya atau tanggal 4,” urai Kartono.

Kronologisnya, dia menerangkan, ada sekitar 6 orang yang masuk ke rumahnya. Namun, Kartono memastikan, hanya tiga orang yang berinisial J, L dan A yang terindikasi melakukan pemukulan, salah satunya oknum pejabat tersebut.

“Saya sudah melaporkan hal ini ke kepolisian. Dari melapor, saya langsung melakukan visum di rumah sakit,” urai Kartono yang mengaku menjadi ‘juru kunci’ Wale Ne Tou sejak gedung termegah di Minahasa itu berdiri.

“Jadi sekitar tanggal 6 Oktober juga, saya merawat di rumah sakit Bethesda Tomohon, dan melakukan pemeriksaan. Memang, ada gangguan di bagian tulang rusuk kanan,” sambung Kartono sembari menunjukkan beberapa berkas saat pemeriksaan di rumah sakit dan foto-foto ketika mendapat penanganan dari dokter.

Kartono masih enggan membeber biang persoalan sehingga mendapat perlakuan kasar tersebut. Namun, dia berharap, kejadian yang menimpanya ini mendapat atensi dari aparat kepolisian khususnya Kepolisian Resor (Polres) Minahasa.

“Saya kebenaran pasti ditegakkan. Dan, saya pun siap dengan semua konsekwensi yang akan terjadi ke depannya. Untuk kebenaran dan mohon dukungan doa semua pihak,” pinta Kartono.

Kartono: Tidak Ada Kesepakatan Damai

Tekad Kartono untuk memproses lanjut dugaan penganiayaan yang terjadi padanya Kamis (03/10/23), kian menggebu. Itu dibuktikan dengan adanya laporan polisi nomor: LP/B/515/X/2023/SPKT/POLRESMINAHASA/POLDASULAWESIUTARA. Dari laporan tersebut, ada tiga oknum terduga pelaku yang dilaporkan.

Untuk mengetahui perkembangan laporan tersebut, Kartono mengaku intens menyambangi Polres Minahasa.

“Seperti hari ini (Kamis, 19 Oktober) saya juga mengecek perkembangan laporan saya di Polres. Iya, diterima dengan baik dan ada atensi dari pihak Polisi,” ujarnya.

Sejauh ini,  Kartono menegaskan, pihaknya belum melakukan perdamaian atau musyawarah dengan oknum pelaku. Sebab, bagi dia, kebenaran harus ditegakkan.

“Saya hanya orang kecil. Tapi namanya kebenaran harus ditegakkan. Saya akan berjuang untuk itu, begitupun dengan segala konsekwensi yang akan dihadapi,” tandas Kartono didampingi istri tercinta pada Kamis (19/10/23).

Hingga berita ini diturunkan, upaya konfirmasi dengan pihak terduga pelakukan sementara dilakukan.