Gambar Tomohon

Tomohon,- Realita perolehan suara Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, saat Pemilihan Presiden 2024 lalu di Kota Tomohon berpolemik.

21 ribu suara rakyat yang memilih Calon Legislatif (Caleg) dari Partai Demokrasi Indonesia (PDIP), bukan memilih Ganjar-Mahfud, tapi memilih Prabowo-Gibran menjadi diskursus yang menarik.

Apalagi, fenomena itu menimbulkan pendapat yang beragam dari masing-masing tim kampanye Calon Walikota dan Wakil Walikota pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tomohon 2024 ini.

Terkait hal itu, DPC Gerindra Tomohon melalui Sekretaris, Johny Marthen Kreysen angkat bicara.

Purnawirawan Perwira Polri itu menyebut berdasarkan data yang ada dari hasil Pileg dan Pilpres 2024.

“Sebaiknya kita bicara berdasarkan data yang valid,” ungkap mantan Kabag Humas Polres Tomohon tersebut.

Data hasil Pileg pun iya beberkan. Dimana, perolehan hasil Pileg Koalisi KIM yakni, Gerindra 8.059 suara, Golkar 16.105, Demokrat 2.070, PSI 272, PAN 78 dan PBB 50 suara.

“Totalnya, 26.634 di Pileg untuk partai pendukung Prabowo-Gibran,” beber Johny.

Selanjutnya, kata dia, untuk Pilpres Prabowo-Gibran di Kota Tomohon mendapatkan 51.375 suara.

Dengan demikian, lanjut dia, jika dikurangi dengan perolehan partai pendukung PRAGIB (KIM-red), maka ada selisi 24.740 suara yang diperoleh Prabowo-Gibran dari luar KIM.

“Ini adalah golden voice. Kenapa? Suara ini didapatkan secara mujizat. Karena, mereka memilih Prabowo-Gibran tanpa kampanye, tanpa sentuhan,” ungkapnya.

Bahkan, Johny berpandangan, sebagian besar mereka memilih PDIP untuk Pileg ada 21.000 terindikasi, suara dari rakyat Tomohon yang memilih PDIP.

Sekretaris DPC Gerindra Kota Tomohon itu menjelaskan, bahwa partai pendukung yakni KIM semua sudah bekerja keras.  

“Dengan data yang ada perolehan suara untuk Pragib memang sebagian besar di luar KIM. Tapi, kami menghormati teman-teman KIM yang sudah menentukan jalan masing-masing,” ujarnya.

Namun, kata Johny, pihaknya juga menghormati 24.750 suara masyarakat Tomohon, yang dengan kesadaran yang tinggi, tanpa bantuan logistik, serangan fajar dan lain-lain, dengan hati yang jernih memilih Ketum Gerindra.

“Jadi, kami menghargai perbedaan. Itulah politik. Tapi ijinkanlah kami untuk mengapresiasi suara rakyat yang golden voice tersebut. Ingin kami representasikan,” tukasnya.