Gambar Tomohon

BOLMUT,- Kabupaten Bolaang Mongondow Utara adalah satu diantara ratusan daerah di Indonesia yang ikut melaksanakan Pilkada serentak pada 27 November 2024. 

Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, kini bukanlah daerah yang dipimpin seorang raja atau kaisar yang sewaktu-waktu kepemimpinannya bisa diwariskan kepada anak-anak atau dikenal dengan dinasti, manakala sang pemimpin tak bisa melanjutkan pemerintahannya. Tapi, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, baik pemerintah dan masyarakatnya sangat menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, sehingga pemimpin yang lahir benar-benar terpilih atas kedaulatan yang diberikan rakyat.

“Di Bolmut ini tidak ada yang namanya politik dinasti, karena yang memimpin negeri ini bukanlah seorang raja, tapi pemimpin yang memimpin negeri ini adalah figur yang lahir dari pilihan rakyat,” kata Moh Aditya Pontoh, calon wakil bupati Bolmut nomor urut 3 saat kampanye dialogis di Desa Sonuo, Kecamatan Bolangitang, Selasa (8/10).

Pemilihan bupati dan wakil bupati di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara memang telah berlangsung selama hampir 15 tahun lebih lamanya. Pada periode 2008-2013 saat pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah pertama kali dilaksanakan setelah Bolmut menjadi daerah otonom, terpilih sebagai Bupati yakni Hamdan Datunsolang dan Wakil Bupati Drs Hi Depri Pontoh.

Pada periode berikutnya 2013-2018, Bupati Drs Hi Depri Pontoh dan Wakil Bupati Suriansyah Korompot SH yang diberikan mandat untuk memimpin daerah. Pada periode ketiga 2018-2023, Bupati Drs Hi Depri Pontoh dan Wakil Bupati Drs Hi Amin Lasena.

Meski ada riak-riak kecil, namun pesta demokrasi di Bolmut selama tiga periode berlangsung aman dan damai. Masyarakat bisa menyalurkan hak suara dan hak politiknya dengan baik. 

Pada pemilihan bupati dan wakil bupati periode ke-4 ini pun, Moh Aditya Pontoh menyatakan, siap memenangkan hati rakyat. “Pasangan calon nomor urut 3 SJL-MAP siap untuk jadi pemenang tanpae menjatuhkan calon lain. Ayo kita bersaing sehat, kita jual program ke masyarakat, bukan justruenebar kebencian,” tutur Aditya.

Pilkada menurut Aditya adalah sarana untuk memilih pemimpin yang benar-benar mendapat legitimasi masyarakat, sebagai pemegang hak suara. “Torang samua Basudara, jangan karena beda pilihan dalam pilkada sampai baku-baku salah, jauhi semua itu,” imbuhnya.

Dukungan untuk SJL-MAP terus menguat pada pilkada kali ini. Satu diantaranya datang dari Suit Pontoh, mantan anggota DPRD Bolmut dari PPP. “Mari kita satukan tekad mendukung dan memenangkan SJL-MAP. SJL-MAP harga mati,” teriak Ka Ui sapaan akrabnya.

Gambar Tomohon