Sulut – Rapat Dengar Pendapat (RDP) DPRD Sulut bersama Balai Prasarana Pemukiman Wilayah (BP2W) digelar, Senin (27/05/24). Dalam pertemuan itu, kedua bela pihak konsisten membangun semua prasarana relokasi warga korban bencana gunung ruang.

Diketahui, rapat dipimpin oleh Ketua Komisi Berty Kapojos didampingi Sekretaris Amir Liputo serta dihadiri anggota Boy Tumiwa, Arthur Kotambunan, Youngkie Limen, Tanao Jangkobus dan Ayub Ali.

Hadir juga, Kepala Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Nurdiana Habibie, Kepala Satker Prasetyo Budi Luhur dan jajaran.

Dijelaskan Sekretaris Komisi III Amir Liputo, RDP dimaksudkan agar Komisi III mendapatkan kepastian kesiapan pembangunan semua fasilitas dua desa yang direlokasi yakni Laingpatehi dan Desa Pumpe di Desa Modisi, Kecamatan Pinolosian Timur, di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel).

“Sebagai anggota Dewan yang melakukan fungsi pengawasan tentunya kami harus bisa memastikan kapan semua fasilitas ini siap. Agar mereka menjadi tenang dan mulai kehidupan baru disana. Ada 301 KK yang direlokasi,” jelas Amir.

Selanjutnya, Kepala BP2W Sulut, Nurdiana Habibie menjelaskan, semua fasilitas yang ada di dua desa di gunung Ruang yang direlokasi akan sama jumlahnya dibangun.

“Kami sudah verifikasi fasilitas yang akan dibangun, dua balai desa dan pustu, sekolah, rumah ibadah, ruang pertemuan, sekolah, sarana dan fasilitas olaraga serta tambatan perahu. Yang pasti, semua fasilitas kami data dan sampaikan ke Dirjen. Kami bangun sesuai yang ada di gunung Ruang supaya mereka merasa sama. Juga terkait besaran anggarab masih menunggu dari Dirjen,” aku Nurdiana.

Selain persoalan pembagunan fasilitas gunung Ruang, Komisi III juga mempertanyakan soal pembagunan lingkungan sarana dan prasarana yang dibiaya lewat APBN melalui BP2W seperti Sekolah MTS dan Ipal. Komisi III juga mempertanyakan kelanjutan TPA Regional Ilo Ilo atau Mamitara.

“Sekarang kita di daerah tidak bisa langsung diusulkan pembagunan apa – apa ke pusat atau kementrian, semua harus melalui balai yang ada. Kecuali buntu atau ada persoalan baru bisa,” kunci Amir Liputo.(*)