Diskusi para tokoh agama

MANADO, liputankawanua.com – Organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan Lima Nusantara (Linus) kembali menggelar dialog. Kali ini tajuk yang diangkat yakni ‘Forum Bakudapa Tokoh Agama Dalam Rangka Tangkal Radikalisme di Sulawesi Utara’. Serta mengusung tema Silahturahim : Merawat Kebhinekaan, Menangkal Radikalisme. Kegiatan yang menghadirkan perwakilan tokoh agama itu digelar disalah satu lokasi di Kota Manado, Minggu (22/3) kemarin. Para pembicara kawakan turut dihadirkan.
Tokoh Muslim Manado Rusli Umar mengatakan, perkembangan radikalisme yang berhubungan dengan isu terkini dalam hal ini ‘Virus Corona’ bisa saja berhubungan bahkan bisa dimanfaatkan oleh radikalisme. Menurutnya, terlihat dari beberapa seruan yang dikeluarkan secara Internasional maupun skala Nasional dalam hal ini Pemerintah dan MUI.
“Sehingga butuh suatu tindakan kongkret kolektif sebagai bagian dari respon kita sebagai masyarakat (mahasiswa/ormas) yang perduli terhadap kemanusiaan untuk dapat memberikan pencerahan maupun pendidikan bahwa tindakan kewaspadaan juga penting untuk dilakukan. Kemudian menjelang pesta politik nanti, isu Corona ini tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang menjurus pada radikalisme,”beber kader Ansor itu.
Sementara itu, Tokoh Kristen Novarianto Rorong ST menuturkan, ada 3 hal yang dirinya garis bawahi dari topik kali ini yaitu: radikalisme, kebhinekaan dan silaturahim. Radikalisme yang berasal dari kata radikal dimiliki oleh semua manusia di muka bumi ini.
“Dalam hal kebhinekaan, tentu setiap manusia diciptakan serupa dengan pencipta sehingga tidak ada alasan untuk dapat mengganggap setiap manusia lebih penting satu dari yang lainnya melainkan semuanya sama,”ujarnya.
Pemateri berikut yang mewakili kalangan akademisi Lisa Anjani Siwi, M.A menjelaskan, sebagai bagian dari akademisi semestinya dalam hal penjagaan terhadap perkembangan radikalisme untuk tidak dapat memberikan pendapat di luar dari keahlihan. “Dalam hal ini saya mencoba membagi tipe akademisi pada dua hal yaitu, akademisi agama dan akademisi non-agama (sains). Isu perkembangan virus Corona ini, tentu kalau kita biarkan terus menerus akan dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk dapat memecahkan lagi bahkan memperbesar radikalisme di Indonesia, terlebih khusus di daerah plural Sulawesi Utara,”tandasnya.
Sementara itu, Ketua Lima Nusantara Fino Mongkau mengatakan, kegiatan ini menghadirkan perwakilan BTM Masjid se Kota Manado, Remaja Masjid, Penatua dan Pemuda Wilayah Khusus Germita sebagai representatif keterwakilan pemangku kepentingan dalam hal bidang keagamaan. “Kami juga pada dialog ini mengeluarkan sejumlah point rekomendasi yang dihasilkan dari setiap pikiran-pikiran para peserta yang ada,” terang Mongkau.(mrc)

Berikut rekomendasi yang dilahirkan dialog Lima Nusantara ;
1. Mendorong Pemerintah untuk terus aktif menangkal Radikalisme
2. Mengaktifkan kembali Silaturahmi antar Tokoh Agama
3. Mendorong Kegiatan yang sifatnya mengahadang paham radikalisme di rumah ibadah
4. Menjadikan Rumah Ibadah sebagai tempat sosialisasi nilai-nilai perdamaian