Padahal, kata dia, hutang dari Direksi sebelum RSU Bethesda Tomohon dipimpin dr Ramon Amiman itu sebelumnya diusahakan untuk dicicil.

“Direksi saat itu berusaha membayar, karena takut berefek buruk untuk Bethesda. Tapi dari yayasan meminta untuk menghentikan pembayaran,” bebernya.

Kemudian, lanjut dia, di tanggal 19 Nov 2020, Direksi rapat bersama Yayasan, bahwa insentif direksi dihapus dan tunjangan dinaikkan. 24 November 2020, RS terima SK tentang tunjangan struktural yang sudah dinaikan.

“Saat itu, Direksi dibawa kepemimpinan Pak Ramon Amiman mempertimbangkan hal itu dan tetap mengambil hak Insentif namun tidak menerima hak direksi yang lain, seperti hak rumah, air listrik dan lain-lain,” jelasnya.

Sebenarnya, kata Natalia, dr Ramon Amiman mengambil kebijakan yang baik, seperti pemberian insentif. Menurutnya itu menggenjot kinerja.

“Contohnya jika RS bagus atau jelek, sama-sama terima tunjangan. Itu tidak efektif. Tapi, kalau diberlakukan insentif, jika kinerja buruk, itu tidak dibayarkan,” bebernya.

Selain itu, Natalia melanjutkan, pada Januari 2021, Direktur melaksanakan rapat dengan Yayasan. Dan sesuai kesepakatan, RSU Bethesda Tomohon wajib menyetor dana senilai 3.250.000 ke Yayasan medika perTahun, atau 270,833.000 per bulan.

“Namun, pada tanggal 3 Maret 2021, kami menerima surat penegasan tentan sentralisasi RS ke Yayasan sebesar 350 Juta per bulan. Hal itu tidak sesuai kesepakatan sebelumnya,” terang Natalia.

Selanjutnya…