Oleh: Stefy Edwin Tanor SE.Ak MM (Pejuang Kota Tomohon)

Tahapan Pemilihan Kepala Derah (Pilkada) Kota Tomohon sementara bergulir. Seharusnya, politik gagasan menunjukan gerakan khas dalam mengkonsolidasikan ide dan pembangun prospektif ke depan.

Artinya, setiap calon yang ingin berkontestasi harus mulai mencoba menguji visi dan misinya diruang-ruang terbuka, di kampus maupun ruang demokrasi lainnya.

Sementara, kelompok masyarakat harus mampu berperan aktif membentuk ekosistim politik, dalam nuansa yang tidak sekedar menyangkut politik kekuasaan. Melainkan politik gagasan yang berkeadaban dan bukan politik saling menjatuhkan bahkan fitnah yang keji.

Politik saling menjatuhkan termasuk fitnah, justru mendeskripsikan kehampaan ide dan menampakan betapa hausnya seorang calon kepala daerah meraih kekuasaan yang tanpa arah itu.

Politik bukan berarti dalam pengertian  Machiavelli (1469-1527) yang cenderung praktis dan pragmatis.

Idealnya, seseorang yang berani tampil mencalonkan dirinya atau dicalonkan partainya, harus mampu meresonansikan gagasan pembangunan di Kota Tomohon kedalam sebuah tesis yang argumentatif, holistik dan komprehesif.

Gagasan ini harus berani diajukan diruang publik, diuji bahkan diperdebatkan. Sehingga, rakyat sebagai stakeholder pembangunan tidak hanya disuguhkan dengan perang baliho yang dipajang disudut-sudut jalan.

Ajang Pilkada di Kota Tomohon jangan sampai mengeliminir identitas Tomohon sebagai “kota pendidikan”. 

Kecerdasan intelektual rakyat Tomohon harus disuguhkan dengan gagasan yang terkonsep elegan dan debatable.

Prakondisinya, seorang calon harus mampu dan terbuka terhadap kritik dalam rangka perbaikan konsep dan gagasannya. Itu sebabnya, Caroll Senduk SH membuka ruang kritik yang seluas-luasnya bagi rakyat.

Kesemuanya untuk penyempurnaan gagasan yang ditawarkan Caroll Senduk (CS) selama mengelolah Kota Tomohon sebagai Walikota.

Politik gagasan yang diimplementasi CS adalah sebuah ajakan bagi setiap kandidat yang ingin masuk dalam kontestasi pilkada, untuk adu gagasan, visi, misi dan program kerja.

Politik yang berbasis gagasan, visi, misi dan program akan lebih bermanfaat bagi rakyat Tomohon, dibanding politik yang menghadap-hadapkan antar kelompok dan identitas. 

Bahkan politik gagasan yang diusung CS dibawah kedalam ruang publik. Seperti ketika CS tampil di tempat tongkrongan para politisi Kota Tomohon “kid sang” beberapa waktu yang lalu.

Dalam pertemuan itu tokoh masyarakat yang hadir diberi kesempatan bertanya langsung. Walikota menjawab dengan program-program yang sudah dan akan dilaksanakan selanjutnya.

Pada kesempatan itu, banyak sekali gagasan-gagasan “fresh” diajukan para tokoh masyarakat yang tentunya menyempurnakan gagasan CS dalam pembangunan di Kota Tomohon.

Caroll Senduk SH, berani menampilkan gagasannya ditengah para tokoh politik Kota Tomohon, termasuk berani tampil menerima kritik membangun sekalipun terkadang kritik yang mengelitik cenderung mengusik kepemimpinannya sebagai walikota Tomohon.

Memang politik gagasan membutuhkan ketulusan dan dada yang lapang, lebih banyak mendengar serta kecakapan bertindak.

Ya, Caroll Joram Azarias Senduk SH pemimpin Kota Tomohon yang penuh gagasan, berani tapi rendah hati dalam memenuhi kebutuhan rakyat Tomohon.