Manado,- Isu tak sedap menerpa Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Manado. Polemik adanya peserta ujian petugas haji yang mengundurkan diri, jadi penyulut.
Adalah Kartika Septiani Amiri, SH MH. Salah satu peserta ujian petugas haji ini, terpaksa mengundurkan diri karena diduga mendapat perundungan (bully) oleh oknum Kepala Kantor (Kakan) Kemenag Manado.
Hal itu diakui Kartika melalui pesan singkat ke redaksi liputankawanua.com. Kartika menguraikan kenapa dirinya harus mengundurkan diri. Itu karena tidak tahan menahan rasa malu, bahkan sampai meneteskan airmata dan keluar dari ruang ujian.
Kartika melanjutkan, kepesertaannya saat itu diragukan, padahal keikutsertaan dia dalam seleksi direkomendasi langsung Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sulawesi Utara (Sulut). “Beliau mengatakan bahwa ada peserta yang tidak lulus tetapi menggunakan cara yang tidak bagus untuk lulus,” tandasnya.
“Ini berawal saya mendaftar pada tanggal 15 Desember jam 5 sore dengan status terdaftar belum terverifikasi. Sampai tanggal 16 saya menghubungi Ketua Panitia Rukiani Paita melalui pesan singkat WhatsApp. Beliau menjawab pendaftaran sudah ditutup, padahal menurut surat revisi seleksi PPIH nomor 8648 / kw. 23.3.1/ hj.00/12/2003, pendaftaran ditutup sampai pada tanggal 17 Desember jam 12 malam,” rincinya.
Berdasarkan itu, ia pun langsung menghubungi Kepala Bagian (Kabag) Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Sulut dan meminta informasi terkait yang disampaikan ketua panitia. Kabag memberikan arahan bahwa pendaftaran ditutup tanggal 17 desember jam 12 malam.
“Jujur sangat kecewa dengan kinerja KaKandepag Manado yang tidak melaksanakan surat edaran sekjen dan menyalahkan serta mempersulit saya selalu peserta. Untuk itu, saya mundur untuk mengikuti ujian padahal saya sudah berada di lokasi ujian dan tinggal menunggu soal,” koar Kartika yang juga Ketua Majelis Hukum dan HAM PW Aisyiyah Sulut.
Sementara itu, saat dikonfirmasi, Kakan Kemenag Manado, Hj Rogaya Udin melalui Seksi Bidang Haji, Fahrin Pole menerangkan, apa yang disampaikan Kakandepag Manado itu tidak ada unsur menyinggung bahkan mau mengintimidasi peserta calon petugas haji. Menurut dia, memang ada 4 peserta calon petugas haji tidak terverifikasi, sehingga hal itu disampaikan pada saat pelaksanaan ujian.
Kemudian, terkait mundurnya Kartika sebagai calon pengurus haji, sangat disayangkan. “Hanya miss komunikasi saja dan tidak perlu melakukan tindakan dengan mengundurkan diri seperti itu. Yang jelas, pada ujian calon petugas haji ini kami murni memilih dengan nilai tertinggi jadi tidak ada konkalikong antara peserta dan panitia ujian. Bila ada kekurangan sebagai manusia biasa kami minta maaf,” lugas Pole saat dikonfirmasi via telepon.