BOLMUT,- Penjabat Bupati Bolaang Mongondow Utara Dr. Sirajudin Lasena, SE, M.EcDev mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, Senin (29/7).
Kegiatan yang digelar secara virtual tersebut dipimpin langsung oleh plt Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Komjen Pol Drs. Tomsi Tohir, M.Si.
Secara historis perkembangan inflasi bulan juli dari tahun 2020-2023, pada juli dominan mengalami inflasi, kecuali pada tahun 2020. Inflasi juli dominan disebabkan oleh inflasi inti kecuali pada tahun 2022 komponen harga bergejolak menyumbang andil inflasi terbesar.
Inflasi bulan juli tertinggi terjadi pada tahun 2022 sebesar 0, 64%. Utamanya disebabkan oleh komponen bergejolak. Dimana komoditas yang beberapa kali menyumbang andil inflasi diantaranya cabai merah, cabai rawit, telur ayam ras, bawang merah, tomat dan daging ayam ras.
Secara nasional, jumlah kabupaten/kota yang mengalami penurunan IPH sampai dengan Minggu ke-4 bulan Juli 2024 lebih banyak dibandingkan yang mengalami kenaikan IPH.
Komoditas penyumbang utama IPH diluar pulau Jawa dan Sumatra didominasi oleh Cabai merah, cabe rawit, dan daging ayam ras.
Berdasarkan pemantauan harga SP2KP sampai dengan minggu ke 4 bulan Juli ini, beberapa komoditas pangan yang harganya meningkat dan perlu diwaspadai karena terjadi penambahan jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga yaitu pada komoditas cabe rawit, minyak goreng, dan beras. Sedangkan harga daging ras dan cabai merah terus mengalami penurunan.
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Pj. Sekretaris Daerah Dr. Hi. Abdul Nazarudin Maloho, S.Pd, M.Si, dan pimpinan OPD.