Dua Minggu kemudian, kata dia, RS terima SP2, dengan surat peringatan yang sama. Dan pada 29 Mei 2021, RS Bethesda Romohon mengirimkan surat mengenai kesediaan mengembalikan insentif 3%.
2 Juni 2021, RS menerima surat pemberitahuan tentang penyelesaian pengembalian insentif tersebut sampai pembukuan 2021, dan terlampir jumlah sesuai perhitungan dari Yayasan 890.193.866, dan disetorkan ke rekening Yayasan Medika GMIM.
5 Juni 2021, RS mengirimkankirim surat ke Yayasan tentang jumlah insentif yang sudah di terima. “Dalam surat itu dijelaskan Direksi tentang ketidak sesuaian dengan perhitungan. Serta mengatakan akan dikembalikan ke rekening operasional RS. Bukan ke Yayasan,” jelasnya.
Kemudian, Natalia menerangka pada 7 Oktober sampai 30 Desember 2021, RS mulai membayar sentralisasi ke Yayasan, 350 Juta per bulan dimulai dari April 2021 dan sisa tunggakan dari Januari sampai Maret tetap dibayar ke Yayasan.
Pelunasan sentralisasi dari januari sampai desember di lunasi RSU Bethesda Tomohon. “Nah, pihak Direksi dibawa pimpinan dr Ramon Amiman menyetor itu lunas. Bukti setoran semua ada,” tegas Natalia.
Tanggal 5 Januari 2022 Rs mengirimkan surat pemberitahuan kepada yayasan tentang penjelasan telah melakukan pelunasan.
“Baik pengembalian insentif dan pembayaran sentralisasi. Dan dipotong dengan tunjangan yang baru sesuai SK Yayasan Medika GMIM,” terang Natalia.
Saat itu juga, lanjut dia, pihak Rumah Sakit menerima surat dari Yayasan tentang penyelesaian pelunasan insentif bahwa harus sesuai dengan perhitungan Yayasan. Dan bukan sesuai dengan bukti tanda terima. Dan disetor ke rekening Yayasan.
“Meski begitu, pada 6 Januari, direksi memutuskan untuk menyetor dana tersebut ke rekening Yayasan. Itu langsung ditransfer,” ungkapnya.
Namun disayangkan, pada 12 januari 2022 pukul 9 pagi, masing-masing direksi termasuk dr Ramon Amiman menerima surat undangan yang berisi penindak lanjutan hasil rapat dari hasil keputusan pembina, pengawas dan pengurus Yayasan Medika.
“Isinya untuk menghindari ibadah pelantikan dan serah terima Plt direktur dan Plt wakil unit pelayanan kesehatan GMIM di hari yang sama pukul 10, di Ruang Lukas RSU GIMIM Pancaran Kasih Manado. Dengan membawa dokumen serah terima. Undangan ini tanpa pemberitahuan sebelumnya,” tandas Natalia.
Lanjut dikatakannya, selain dari beberapa hal di atas, RSU Bethesda Tomohon yang dipimpin dr Ramon Amiman pernah menerima pemberitahuan hasil rapat pembina, pengawas dan pengurus Yayasan Medika GMIM.
Isinya, kata dia, sebagai bentuk kebersamaan unit dalam menanggulangi masalah likuiditas RSU GMIM Siloam Sonder, maka diminta bantuan dari RSU Bethesda Tomohon.
“Pihak RSU Bethesda Tomohon bahkan memberikan bantuan ke Rumah Sakit lain. Saat itu memberikan bantuan senilai 300 juta dan di transfer,” pungkas Natalia.
Tanggapan Yayasan Medika
Sementara itu, Wakil Sekretaris Yayasan Medika GMIM, yang juga selaku Plt Direktur RSU Bethesda Tomohon DR dr. Yanti Langi pengganti dr Ramon Amiman, membenarkan kronologi yang diungkapkan Natalia terkait masalah yang sebenarnya di Bethesda.
“Kronologis yang disampaikan itu benar, tapi ada penjelasannya. Pertama, dari evaluasi Yayasan, jika ada masalah mengenai keseragaman pengelolaan keuangan,” ungkap Yanti.
BACA JUGA: 3 Direktur RSU Bethesda Tomohon Dicopot Sekaligus, Windy Lucas: Karena Miskomunikasi
Sehingga, kata dia, Yayasan Medika GMIM memutuskan kerjasama dengan eksternal atau pihak independen untuk menyelidiki pengelolaan di semua RS dan Unit milik GMIM.
“Jadi terkait dengan keberadaan insentif 3%, ketika disetujui mengenai TGR berarti telah melakukan kesalahan. Dan melakukan TGR sekian ratus juta.
Yang jadi masalah, Yayasan bertanggung jawab apakah sumber TGR itu dari pribadi atau pemindahan kas Rumah Sakit,” kata dia.
Sehingga yayasan mengatakan, untuk sementara pengembalian TGR itu masuk ke rekening yayasan untuk disimpan.
“Setelah faktor eksternal selesai bekerja, dan mengatakan bahwa betul itu bukan uang rumah sakit maka akan dikembalikan. Yayasan tidak pakai, jika diperiksa sesuai aturan akan dikembalikan,” ucapnya.
BACA JUGA: 3 Direktur Diganti, Peti Mati dan Krans Hiasi Pintu Gerbang RSU Bethesda Tomohon
Dia kemudian memberikan pernyataan terkait kenaikan sentralisasi yang tidak sesuai hasil kesepakatan. Sentralisasi diakonia RSU Bethesda 350 juta dan dinaikkan 500 juta, menurutnya, tidak diam di kas Yayasan.
“350-500 Juta itu tidak berdiam di khas Yayasan, tapi di setor di Sinode untuk menutupi gaji pelayan gereja, pendeta dan guru agama. Kamu mo tau itu (kalian tau itu),” tukas dr Yanti Langi yang juga sebagai Wakil Sekretaris Yayasan Medika GMIM itu.