TOMOHON, – Ketua DPRD Tomohon, Djemmy Sundah SE menegaskan, penyebaran informasi Hoaks terkait penculikan anak di Tomohon, dapat memicu gesekan di tengah masyarakat.

Hal itu, diungkapkan Djemmy, kepada wartawan Kamis (2/2/2023). “Pada posisi tersebut kita sangat rawan dimanfaatkan untuk terjadi gesekan-gesekan di tengah masyarakat,” ungkapnya.

Dijelaskan, berkaca pada pengalaman yang sudah pernah terjadi pada beberapa tahun yang lalu terkait informasi hoaks, sangat meresahkan.

“Pernah ada kejadian di Tomohon. Saat itu sampai memakan korban jiwa,” ungkapnya.

Apalagi, kata Djemmy, kemajuan IT di jaman ini yang justru dapat disalah gunakan dan dapat mengakibatkan situasi yang tidak kondusif.

“Dengan IT sekarang, kejadian yang terjadi di luar negeri di edit dan disebarkan, seolah olah itu terjadi di daerah kita atau negara kita,” jelasnya.

Dikhawatirkan, lanjut dia, keadaan ini sengaja dimanfaatkan untuk membuat situasi tidak kondusif di Tomohon.

“Bisa berdampak panjang, apalagi menjelang Pilpres Tahun 2024, yang sangat sensitif dengan masalah keamanan,” bebernya.

Meski demikian, Ketua DPRD melanjutkan, untuk menjaga situasi yang aman di Kota Tomohon, adalah tanggung jawab bersama.

“Bukan hanya aparat terkait dan pemerintah. Tapi juga oleh seluruh masyarakat agar menjaga keamanan bersama dan dapat lebih berhati-hati dalam membaca, atau mendengar berita yang belum jelas kebenarannya,” tukas pria yang akrab disapa JES itu.

Reaksi pucuk pimpinan Legislatif di dataran kaki gunung Lokon itu, menyusul beredarnya informasi-informasi hoaks Penculikan anak, belakangan ini.

Apalagi beberapa hari yang lalu beredar, surat himbauan yang dikeluarkan salah satu Lurah di Kota Tomohon. Dimana, dalam surat itu diterangkan, saat ini orang-orang yang dicurigai sebagai Penculik Anak sudah berkeliaran di Kota Tomohon.

 Isi surat himbauan tersebut yakni:

“Sehubungan dengan maraknya kasus penculikan anak yang terjadi di negara kita umumnya dan saat ini orang-orang yang dicurigai sebagai Penculik Anak sudah berkeliaran di Kota Tomohon. Untuk itu kami Pemerintah Kelurahan Kakaskasen Dua menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk waspada dan tetap menjaga anak-anak kita. Jika ada orang yang tidak dikenal berada di lingkungan kita untuk segera mengamankan dan bertanya identitas orang tersebut, atau menghubungi Kepala lingkungan/Wakil Kepala Lingkungan (Perangkat kelurahan) atau Aparat Kepolisian.

Demikian himbauan ini, atas perhatian disampaikan terima kasih.

“Mohon diumumkan lewat pengeras suara”.

Demikian bunyi surat yang ditandatangani Lurah di Kelurahan tersebut.

Baca Juga: Heboh Penculikan Anak, Kapolres Tomohon: Pemkot Jangan Buat Kegaduhan!

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Royke Roeroe SP MAP pun menanggapi terkait imbauan itu.

“Hemat saya, seyogyanya kita tidak cukup melihat seperti kacamata kuda. Jika niatan dari Lurah sebatas memberi peringatan untuk mencegah, hal yang tidak diinginkan, tidak terjadi,” ungkap Royke.

Apapun hal itu, menurutnya bagus. Karen itu panggilan tugas. Dimana pemerintah berusaha hadir melindungi masyarakatnya.

“Bukankah ada penggalan teks, menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk waspada. Dalam penggalan teks ini bersifat peringatan dini untuk mencegah,” ucapnya.

Terkait pihak Polres, kata dia, dalam kewenangannya mengkonfirmasi bahwa penculikan dimaksud adalah hoaks, itu sangat patut diapresiasi.

“Salut. Memberi rasa tenang. Jadi hemat saya, tidak perlu kita perhadap hadapkan. Tidak perlu dikonfrontasikan. Karena hemat saya justru ada upaya yang bersesuaian dalam tindakan nyata untuk melindungi masyarakat agar penculikan tidak terjadi,” bebernya.

Dikatakan imbauan tersebut dan upaya pihak Polres sangat positif. “Kita sangat dukung itu. Upaya Lurah untuk menghimbau masyarakat sebagai pencegahan juga sangat positif,” jelasnya.

“Dengan demikian maka, jika ada pihak-pihak tertentu yang akan mencoba-coba untuk menculik, akan berpikir ulang. Karena pihak Polres ada untuk melindungi dan mengayomi. Juga pihak pemerintah dlm hal ini Lurah jg ada & berupaya melindungi warganya,” tukasnya.

Diketahui, informasi hoaks pernah menjadi pengalaman menyedihkan di Kota Tomohon, pada Tahun 90an.

Dimana, salah satu warga di Kelurahan Paslaten menjadi korban jiwa akibat, informasi bohong mengenai “Ninja Pembunuh”.