TOMOHON,- Kekalahan pasangan Johny Runtuwene dan Vonny Paat (JONRU-VOP) di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tomohon 2015 lalu masih masih membekas di hati pendukung militan.
Sebab, elektabilitas JONRU-VOP saat itu, terbilang sangat tinggi dibandingkan rivalnya Jimmy Feidie Eman-Syerly Adelyn Sompotan (EMAS) kala itu.
Pasalnya, pasangan yang diusung Partai PDIP tersebut, didukung berbagai kalangan saat itu, termasuk mantan Walikota Tomohon Jefferson SM Rumajar.
Sayangnya, JONRU-VOP tak bisa memenangkan pertarungan saat itu, dan harus menelan pil pahit dengan kekalahan kurang lebih 3000 suara.
Isu hangat beredar atas kekalahan itu. Caroll Senduk yang notabenenya sebagai Ketua PDIP Tomohon saat Pilkada 2015, disebut-sebut dalang dari kekalahan JONRU-VOP.
Banyak yang mengatakan, Caroll tak mendukung pasangan yang diusung partai yang dipimpinnya di Kota Tomohon.
Belakangan ini, misteri itu pun terjawab saat isu penggagalan hasil Musyawarah Kota (Muskot) PMI di posting akun Instagram LambeKawanu.
Dalam postingan itu, dihujani komentar netizen. Banyak yang memberikan dukungan terhadap Syerly Adelyn Sompotan (SAS), sebagai Ketua PMI Tomohon terpilih.
Menarik, dalam postingan itu, muncul komentar terkait Pilkada 2015 lalu, oleh akun @steven_tombokan.
Hal tersebut pun menarik perhatian publik, yang seakan menjawab fakta kekalahan JONRU-VOP pada Pilkada 2015 lalu.
“waktu emas ley, torang ley.. Nda minta apa2 ley.. Deng ada mati matian…. Kaluar doi sandiri nda minta jatah apa2 ley,” tulis akun Steven_Tombokan membalas komentar akun @michaelgeorgemaringka yang menyentil perjuangan SAS untuk CSWL dan ODSK pada Pilkada 2020 lalu.
Komentar pemilik akun Steven Tombokan itu pun, disayangkan pengurus ranting PDIP Tomohon. Ia menyebut, harusnya kejadian pada Pilkada 2015 tak diungkit lagi.
“Ungkapan dari Steven ini menggali luka lama kader partai. Harusnya itu dikubur, jangan diungkapkan di publik soal pengkhianatan itu,” tegas kader PDIP Tomohon Selatan yang tak mau namanya diungkapkan dalam berita ini.
Sebab, lanjut dia, hal itu bisa merusak situasi partai yang saat ini lagi semangat dalam menatap Pemilu 2024 mendatang.
“Kami pengurus ranting saat ini sementara berapi-api. Jangan sampai ada yang membalas pengkhianatan itu,” ucapnya sembari berharap, PDIP Tomohon tidak terpengaruh dengan ungkapan orang terdekat Caroll itu.
Sementara, mantan anggota DPRD Kota Tomohon dari PDIP, Hanny Meruntu mengatakan, penghianatan yang dilakukan tersebut harus mendapat perhatian dari PDIP Provinsi.
“Ini sangat berbahaya di tubuh partai. Harus ada punishment dari PDIP Sulut, bahkan dari Ketum DPP PDIP,” bebernya.
Jika tidak, Hanny melanjutkan, akan sangat berpengaruh buruk terhadap loyalitas kader partai. “Pasti pengaruh. Bagaimana kader partai akan setia, jika pemimpinnya tidak punya kesetiaan. Ini harus dilihat oleh petinggi PDIP,” ucap ketua salah satu Tim Relawan Ganjar Pranowo itu.