Tomohon,- Hasil rapat Pleno Terbuka, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Utara (Sulut), pasangan Yulius Selvanus Komaling dan Johanes Victor Mailangkay (YSK-JVM) sebagai pemenang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut 2024.
Dari hasil Pleno KPU Sulut, untuk Kota Tomohon, YSK-JVM mendapatkan 12.972 suara, sedangkan E2L-HJP 29.172 serta SKDT 25.539.
Dari hasil itu, ada beberapa catatan menarik yang patut disajikan dalam anlisis hasil Pilkada kali ini. Terutama soal kecerdasan dan tingkat keterpilihan dari masing-masing pasangan calon.
Dikaitkan dengan hasil yang diperoleh, apakah simetris antara calon yang diusung, baik ditingkat propinsi maupun tingkat Kabupaten atau Kota.
Menarik dicermati, hasil pemilihan di Kota Tomohon untuk dianalisis. Sebab, dibandingkan dengan perolehan Calon Walikota dan Wakil Walikota Tomohon, yang kesemuanya mengaku mendukung YSK-Victory.
Kecuali pasangan Caroll Senduk dan Sendy Rumajar (CS-SR), yang setiap kampanye menyatakan bahwa bagi Gerindra harus memilih YSK-Victory dan PDIP memilih SK-DT.
Melihat hasil perolehan pasangan walikota dan wakil hasilnya adalah, pasangan nomor urut 01 MW-CM memperoleh 7342, WL-MM 29.494 suara dan CSSR sebagai pemenang meraih 31.173.
Hasil yang diperoleh itu menyimpulkan bahwa, yang paling banyak mendukung YSK- Victory adalah pasangan MW-CM dgn asumsi 7342 pemilih MWCM memilih YSK-Victory.
Sebab, MW-CM didukung oleh partai Golkar dan Nasdem yang keduanya adalah pendukung YSK-Victory untuk calon Gubernur, jadi dukungannya simetris.
Selanjutnya, penyumbang suara terbesar kedua adalah CS-SR, sebanyak 5.634 suara.
Ini diprediksi disumbangkan oleh pemilih militan partai Gerindra Kota Tomohon, Secara matematis, CSSR 31.173, SK-ADT 25.539.
Dan penyumbang suara paling sedikit adalah WLMM hanya 322 suara saja, perhitungan matematisnya, WLMM yang memperoleh 29.494, dan E2L-HJP 29.172 di Tomohon.
Kenapa WLMM dikonotasikan dengan E2L-HJP? karena, meski WL-MM mengaku independen tapi tidak bisa dipungkiri, pasangan nomor urut 02 ini didukung oleh partai demokrat.
Dimana, pada waktu pendaftaran jelas WLMM diantar langsung oleh ketua Demokrat Kota Tomohon dan beberapa partai lainnya. Sehingga grassroot E2L-HJP yang ada di Tomohon semuanya terafiliasi ke WLMM.
Walaupun pada akhir masa kampanye, YSK-JVM hadir di markas WLMM dan Ketua Tim Kampanye YSK yakni Ramoy Luntungan hadir dan berorasi dalam kampanye akhir WLMM, namun hal itu tidak menambah suara ke YSK, tetap diangka seperti itu.
Ini semua terjadi karena faktor partai politik masih kuat dan berpengaruh. Sehingga, manuver-manuver akhir dari paslon yang sudah di luar koridor partai, sepertinya tidak signifikan lagi.
Pemilih sudah kokoh. Terutama hubungan emosional yang kuat dengan partai. Sebab, partai memiliki jaminan dari pemilih, untuk jangka panjang terutama dalam mekanisme chek and balanches. Yang bagi calon independen tidak ada jaminan untuk itu.