TOMOHON, liputankawanua.com — Ditetapkannya Kota Tomohon sebagai daerah Zona Merah Covid-19, mendapat perhatian dari Anggota DPRD Sulawesi Utara (Sulut), Wenny Lumentut.

Wakil rakyat utusan Minahasa-Tomohon tersebut memberikan masukan kepada pemerintah Kota Tomohon untuk percepatan penanganan Covid-19 di kota berjuluk Tangguh itu.

Ketua fraksi Nyiur Melambai tersebut mengatakan, dirinya bukan mengurui pemerintah atau Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 di Tomohon.

Namun, kata dia, sebagai anggota DPRD Sulut dirinya pasti memikirkan nasib rakyat Kota Tomohon yang membawanya duduk di kursi legislatif. “Bukan menggurui, tapi saya hanya ingin memberikan masukan saja kepada pemerintah Kota Tomohon. Karena, ini juga menjadi tanggungjawab saya,” ungkap Wenny, Selasa (12/5) 2020.

Wenny menuturkan bahwa, ada 7 poin sebagai masukan darinya untuk pemerintah Kota Tomohon. Yang pertama, kata dia, pertajam sosialisasi kepada warga untuk patuh terhadap prinsip social distancing dan phisycal distancing. “Cara ini paling ampuh memutus rantai penyebaran Covid-19,” ucap politisi partai Gerindra itu.

Yang kedua, lanjut dia, Pemkot Tomohon segera lakukan penganggaran ketersediaan bantuan sembako kepada warga yang miskin. “Bantuan harus ada, agar masyarakat bisa menjalankan langkah pertama,” tegas WL sapaan akrabnya.

Wakil ketua Komisi I ini melanjutkan, untuk yang ketiga Pemkot segera berkoordinasi dengan Pemprov untuk bergerak cepat dan menjalankan instruksi dengan melakukan tracing kepada kontak terdekat dari pasien terkonfirmasi positif. “Dari langkah itulah akan dilakukan maping dan cluster, sehingga bisa diketahui polanya, mana wilayah-wilayah yang berpotensi menjadi zona rawan, hasil tracing dan secara umum. Sehingga kebutuhan yang harus disegerakan itu secepatnya dipenuhi,” jelasnya.

Yang keempat, kata Wenny, berlanjut ke tahapan sesuai protokol kesehatan. Yakni, memaksimalkan area penyemprotan disinfektan yang diprioritaskan dari maping yang telah ditetapkan nantinya. “Di situlah kita akan melakukan semacam terapi pendekatan secara maksimal, termasuk bagaimana meminimalisir dengan langkah-langkah protokol kesehatan. Di antaranya tindakan-tindakan semacam penyemprotan disinfektan,” imbaunya.

Utuk poin Kelima, tentu minimalisir mobilisasi penduduk yang datang atau yang berada di dalam kota, dengan cara melakukan pembatasan pergerakan orang di dalam kota. “Itu harus dilakukan supaya mengingatkan masyarakat untuk tetap berada di rumah dan tidak berkumpul di pusat-pusat keramaian,” lanjutnya.

Bahkan, tambahnya, di pasar masih banyak penjual dan pembeli yang tidak memakai masker, tidak menjaga jarak. “Kita juga harus meyakinkan orang-orang tidak berkumpul di tempat umum. Seperti tempat ibadah dan lain-lain kan sudah ada edarannya. Mudah-mudahan ini efektif di lapangan, dan jika diperlukan, mengeluarkan surat edaran terkait protokol kesehatan maupun mobilitas penduduk ke tingkat lingkungan,” tutur Wenny.

Dua langkah terakhir, Wenny menjelaskan, Pemkot harusnya mendistribusikan Alat Pelindung Diri (APD) minimal 100 set dan 1000 masker di RS pemerintah maupun swasta dalam kota.

“Ujung tombak perlu diperhatikan penuh dalam penanganan Covid-19 ini, utamakan keselamatan mereka dalam bertugas. Sedangkan langkah yang terakhir, diharapkan Pemkot Tomohon segera melakukan penyemprotan cairan disinfektan dan pembagian masker untuk masyarakat,” pungkas pengusaha sukses di provinsi berjuluk Nyiur Melambai tersebut.***(Red5)