TONDANO,- Komoditas cengkih masih menjadi primadona masyarakat Nyiur Melambai. Sebagai salah satu tulang punggung perekonomian daerah, diharapkan harga ‘emas cokelat’ tidak tergerus. Terutama, saat panen raya.
Hal itu mendapat atensi khusus Wenny Lumentut SE (WL), bakal calon angota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Daerah Pemilihan (Dapil) Sulawesi Utara (Sulut). Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini, ternyata punya mimpi besar. Jika terpilih sebagai anggota DPR, dia berjanji akan mewujudkan kesejahteraan bagi petani cengkih di Provinsi Sulut.
Strateginya, Wenny bilang, akan mengawal stabilitas harga cengkih sehingga menjamin pendapatan masyarakat khususnya petani. “Terutama menghindari permainan harga dari tengkulak atau pedagang yang tidak beres. Intinya, stabilitas harga,” tegas WL, belum lama.
Dengan segenap potensi dan jejaring yang dimiliki, dia berniat akan membeli cengkih dari petani. Tentu saja, jika harganya anjlok atau di bawah harga pokok produksi.
“Misalnya harga pokok produksi 80 ribu rupiah. Namun, saat panen raya harganya turun di bawah harga pokok produksi. Itu akan saya beli habis sesuai harga pokok produksi. Supaya bisa menjamin pendapatan dari petani cengkih,” terang anggota DPRD Sulut dua periode ini.
“Akan ada modal yang akan kita tempatkan. Ada grup yang disiapkan untuk membeli itu,” sambung dia.
Guna memperkuat ‘misi’ itu, WL memastikan, akan melibatkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut di bawah kepemimpinan Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw.
“Harus bersinergi dengan pemerintah provinsi di bawah kepemimpinan OD-SK,” sambung WL sembari memuji kepemimpinan OD-SK yang dinilai mampu memajukan jazirah utara Pulau Selebes.
Pada bagian lain, dia menyentil ‘tradisi’ atau kebiasaan buruk saat panen raya. Petani, kata dia, akan menjual secara beramai-ramai. Imbasnya, harga cengkih anjlok.
“Jadi, jualah sesuai kemampuan. Sisanya disimpan. Uangnya ditabung. Biasanya harga suatu komoditi akan naik tinggi jika tidak tersedia. Jadi, inggat pesan saya, jangan jual saat panen. Kalo so nda panen pasti harga tinggi. Tapi kalo mo jual saat penen di bawah pokok produksi, maka saya akan beli dengan harga pokok produksi,” sembur Wenny yang memastikan panen raya cengkih akan terjadi di tahun 2024 mendatang. (*)