Sulut,- Sulawesi Utara (Sulut) kembali membuktikan sebagai ‘rumah besar’ kerukunan umat beragama di Indonesia. Perayaan Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah berlangsung aman, damai, lancar dan harmonis.

Penegasan itu didendangkan tokoh umat muslim Nyiur Melambai sekaligus Ketua Nahdatul Ulama (NU) Provinsi Sulut, Haji Ulias Taha.

“Ini kita syukuri apalagi didukung dengan cuaca yang bagus sehingga umat Islam dapat melakukan sholat Idul Fitri dengan khusuk,” ungkap Ulias Taha, kepada awak media, Rabu (10/04/24) di kediamannya, Perum Buha Manado.

Diketahui, untuk Lebaran tahun 2024 ini, Haji Ulias Taha menggelar open house di rumahnya. Tampak hadir sejumlah pejabat dan petinggi daerah. Salah satunya, Kepala Badan Intelejen Indonesia(BIN) Sulut bersama jajaran.

“Jadi, selain silaturahmi, Kabinda Sulut menyampaikan hal-hal yang dilakukan pihak Kabinda Sulut dalam rangka mempersiapkan Idul Fitri 1445 hijrah berjalan baik. Kabinda Sulut jug mengapresiasi pelaksanaan Sholat id dan perayaan Idul Fitri berjalan kondusif,” aku Taha.

Harus diakui, kata mantan Kepala Kementerian Agama Manado ini, kondusifitas terjadi dikarenakan aparat, tokoh-tokoh, masyarakat itu bekerja secara simultan dan saling berkordinasi dengan baik. Makanya, perayaan agenda penting umat Islam ini berlangsung kondusif.

“Apalagi tadi malam pawai takbiran itu berjalan lancar dan aman ini sesuai dengan harapan kita semua bahwa takbiran tersebut berjalan dengan baik, dan mereka yang ikut takbiran mengikuti koridor dan aturan dari penyelenggara sekaligus juga bekerjasama dengan aparat kepolisian,” bebernya.

Bukan cuma itu, Taha bilang, di Sulawesi Utara ini, memang terkenal dari dulu hingga sekarang bahwa kehidupan masyarakat itu dikenal harmoni, rukun dan kondusif. Begitu juga dengan kehidupan umat beragama. Komunikasinya berjalan baik antar sesama umat beragama, masyarakat, pemerintah dan aparat.

“Ini yang membuat daerah Sulawesi Utara memunculkan atau menghadirkan kehidupan masyarakat yang damai dan harmonis,” sebut dia.

Ia menambahkan, jika situasi ini dipertahankan maka akan menimbulkan dampak positip bagi pembangunan di Sulawesi Utara.

“Pembangunan itu dapat membawa kemajuan, dan kemajuan itu membawa pada kesejateraan bagi masyarakat. Jadi kita jaga persatuan dan jaga harmoni, dan semua kita kembalikan kepada masyarakat, dimana pemerintah dan masyarakat bisa melakukan pekerjaan masing-masing dan semua ini hasilnya kita nikmati secara bersama,” lugasnya.(*)