Manado – Inovasi brilian dijabal Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kristen Eben Heazer Manado. Sekolah terbaik di ibu kota Nyiur Melambai itu sukses menggelar ujian akhir sekolah. Menariknya, metode ujian kali ini terbilang istimewa yakni menerapkan teknik performe.

Hal itu dikatakan Kepala Sekolah SMP Kristen Eben Heazer Manado, Gladies Pandaleke, SPd MPd kepada media ini di ruang kerjanya, Selasa (23/04/24). “Anak-anak melaksanakan ujian sekolah bukan seperti biasa dengan mengadakan ujian tertulis seperti dulu, namun dengan menggunakan teknik ujian performe, ” aku Gladies.

Melalui ujian performe, sebut dia, siswa dapat mengimplementasikan atau mengaplikasikan ilmu yang mereka dapat, atau dengan kata lain siswa langsung praktek di muka kelas dan dihadapan para guru.

Metode teknik performe ini adalah sesuatu yang baru. Penerapannya, lanjut Gladies, sudah dimulai dari tahun 2023. Metode ini akan menguji kreatifitas dan kemampuan anak dalam mengaplikasikan ilmunya yang mereka dapat selama belajar. Jadi, dari 10 mata pelajaran akan dibagi beberapa mata pelajaran dan itu mereka presentasikan. Kemudian, guru akan menilai kemampuan anak

“Guru menyediakan tema khusus, selanjutnya anak-anak akan mengkolaborasi per mata pelajaran, jadi ada tema yang sudah dibuat. Misalnya mata pelajaran agama, seni budaya dan bahasa Indonesia. Ketiga mata pelajaran tersebut dikolaborasikan,” ungkap dia.

“Bukan cuma itu, anak-anak dapat menciptakan lagu baru ciptaan mereka sendiri, dimana liriknya bisa diambil dari pengalaman hidup mereka dengan Tuhan, pengalaman mereka interaksi dengan sesama maupun juga pengalaman mereka bersama orang tua,” sambung Gladies.

Pengalaman itu dibuat dalam lirik lagunya. Selain itu, mereka mempresentasikan dimuka kelas. Saat presentasi, kemampuan anak dan kompentensi anak dinilai oleh guru -guru sesuai dengan bidang keilmuan. “Seperti ketika mereka tampil dalam mambawakan lagu mereka sendiri, yang menilai adalah dari guru mata pelajaran agama, bahasa Indonesia dan seni budaya,” urainya.

Masih Gledies, setiap anak harus berpikir kritis dan cerdas serta mampu mengkomunikasikan apa yang mereka presentasikan dimuka kelas. Ada juga mata pelajaran IPA dan prakarya. Pada kedua mata pelajaran ini, anak-anak dapat mengimplementasi ilmu yang mereka terima seperti mereka merekayasa teknologi sendiri dengan membuat mobil mainan yang bisa digerakan pakai dinamo.

“Anak-anak dapat menunjukkan kemampuan dan ketrampilan serta kompentensi dan kreatifitas mereka. Itu yang menjadi harapan dari kami guru-guru,” imbuhnya.(*)