TOMOHON, liputankawanua.com — Walikota Jimmy F Eman, Wakil Wali Kota Syerly A Sompotan bersama segenap jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Tomohon, memberikan penghiburan atas meninggalnya Almarhumah Maritje Supit.

Diketahui, almarhumah merupakan istri dari mantan Pejabat Wali Kota Tomohon Boy Simon Tangkawarow, pada periode 2003-2005 lalu. Mantan first lady Kota Tomohon, mantan Ketua Tim Penggerak PKK Kota Tomohon dan anggota DPRD Kota Tomohon periode 2004-2009 itu, disemayamkan di Kediaman Keluarga Tangkawarow-Supit, Jumat (14/2/20).

Dalam sambutannya, Eman mengatakan, bagi keluarga kepergian ibu dan oma terkasih merupakan momentum refleksi iman percaya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Ini juga momentum baik untuk keluarga, anak-anak dan cucu-cucu untuk melihat kembali hubungan kekeluargaan.

“Mudah-mudahan kepergian ibu Maritje Supit makin memperkuat dan memperkokoh sendi kekeluargaan dan persaudaraan yang telah dipisahkan oleh jarak, waktu dan aktivitas kerja. Jadi momentum untuk memperbaiki, merajut, dan menyusun kembali supaya betul-betul torang samua semakin terikat dalam satu kekeluargaan,” ucapnya.

Momentum ini juga merefleksikan tetap berusaha, berikthiar, dan berencana untuk hidup sehat, aman damai dan nyaman. Momentum ini sebagai rancangan Tuhan, oleh karena itu kekompakan keluarga besar ini jadi role model dan inspirasi bagi pemerintah dan masyarakat Kota Tomohon.

“Karena selain sebagai mantan anggota DPRD Kota Tomohon, almarhumah Maritje Supit juga aktif dalam berbagai organisasi sosial dan kemasyarakatan lainnya. Diantaranya, almarhumah juga tercatat sebagai pelayan khusus yakni penatua dan syamas di jemaat GMIM Pniel Kakaskasen dan di jemaat GMIM Baitel Kakaskasen, serta jabatan penting dalam organisasi lainnya,” ujar Eman.

Lanjut dia, tentunya apa yang dirasakan keluarga juga merupakan duka bersama pemerintah dan masyarakat Kota Tomohon dan sekitarnya. “Doa dan harapan kami, semoga keluarga diberikan kekuatan dan kesabaran dalam ujian iman ini, karena setiap manusia pasti akan menjalani hal yang sama yakni dipanggil Tuhan yang maha kuasa,” ujarnya.

Sebagai keluarga, anak-anak, cucu-cucu, kerabat, handai taulan dan kenalan, semua tentunya merasa sangat kehilangan ditinggalkan oleh seorang yang sangat dikasihi dan dicintai ini, sebab almarhumah adalah sosok seorang yang menjadi tokoh panutan baik sebagai ibu, mama, oma, saudara, yang menjadi motivator bagi keluarga.

“Namun sebagai umat yang percaya tentunya kita meyakini bahwa apa yang keluarga alami saat ini adalah bagian dari rencana Tuhan bagi keluarga yang ditinggalkan. Meski hari-hari hidup kedepan keluarga tidak akan lagi bersama-sama dengan mama, oma, saudara yang terkasih, tetapi yakinlah dan tetap bersandar pada tuhan sebab di dalam Tuhan kita akan selalu dikuatkan dan dimampukan dalam menghadapi setiap pencobaan dan pergumulan hidup,” pungkasnya.***