TOMOHON,- Dana talangan atau uang pinjaman untuk operasional RSU Bethesda Tomohon dari Sinode GMIM ternyata dibebani bunga atau bunga, oleh Pembina Yayasan Medika GMIM.
Buktinya, untuk kelangsungan operasional, Rumah Sakit Umum (RSU) Bethesda Tomohon, 3 kali melakukan pinjaman dana talangan ke kas Sinode GMIM melalui BPMS yang diketuai Dr Hein Arina.
Namun, diberlakukan riba atau sebuah ketentuan nilai tambahan dengan melebihkan jumlah nominal pinjaman saat dilakukan pelunasan alias bunga.
Hal itu diungkapkan, Direksi RSU Bethesda Tomohon yang baru diberhentikan, dr Ramon Amiman dan dua wakil direktur masing-masing dr Maryo Moningka SpRad dan dr Ellaine Wenur M.Kes kepada wartawan, Senin (24/1/2022).
Ramon bersama wakil direktur menjelaskan, dalam pinjaman dana talangan tersebut diberlakukan bunga atau riba sebesar 2 persen. “Itu atas arahan Pembina Yayasan Medika. Untuk peminjaman dana talangan diajukan ke pihak Sinode GMIM,” jelas dr Ramon yang diiyakan dua Wakil Direktur.
Baca Juga: Insentif 3% Untuk Direksi Sesuai SK Yayasan Medika GMIM, Karyawan: Bukan Keinginan RSU Bethesda Tomohon
Sementara, dr Ellaine Wenur menjelaskan, sebenarnya dana talangan atau Supply Chain Financing (SCF) adalah program pembiayaan oleh bank, yang dikhususkan untuk fasilitas kesehatan, mitra Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dalam rangka percepatan penerimaan piutang.
“Ini agar kelangsungan operasional rumah sakit tidak terganggu. Terutama saat ada keterlambatan pembayaran klaim BPJS Kesehatan maupun Covid-19,” beber mantan Direktur RSU GMIM Kalooran Amurang itu.
Diterangkan, untuk program tersebut, RSU Bethesda bekerja sama dengan Bank Mandiri dengan bunga 8,5 persen pertahun atau 0,7 persen per bulan.
Prosedur Yayasan Medika GMIM sejak tahun 2019, jika membutuhkan dana talangan, rumah sakit membuat surat permohonan izin dan uraian peruntukan pemakaian dana talangan ke Pembina Yayasan.
Apabila disetujui, kata dia, Pembina Yayasan Medika dalam hal ini BPMS GMIM, yang diketuai Pdt Dr Hein Arina, akan menghubungi pihak Bank Mandiri untuk pencairan dana.
Selanjutnya…
“Fasilitas ini beberapa kali digunakan oleh RS Bethesda Tomohon dan rumah sakit lainnya milik GMIM di bawah Yayasan Medika,” kata Ellaine.
Namun, aturan tersebut dipatahkan oleh BPMS yang meminta agar dana talangan itu diambil di kas Sinode GMIM dengan bunga 2 persen perbulan. Padahal, di Bank Mandiri hanya dibebani bunga 0,7 persen.
Dana talangan pertama diterima pada 29 Agustus 2019 sebesar Rp3.275.712.860. Dikembalikan November 2019 dengan jumlah Rp3.406.741.134 atau sudah dikenakan bunga sebesar Rp131.038.514.
Dana talangan kedua diterima 29 Juni 2020 sebesar Rp1.616.468.400, dikembalikan ke Sinode GMIM 7 Desember 2020 sebesar Rp1.745.820.872 atau sudah ditambah bunga 2 persen menjadi sebesar Rp129.317.472.
Dana talangan ketiga diterima 3 Februari 2021 sebesar Rp2.500.000.000, dikembalikan ke Sinode GMIM 9 Maret 2021 sejumlah Rp2.550.000.000 karena sudah dikenakan bunga Rp50.000.000.
“Ini penjelasan kami pihak direksi yang diberhentikan untuk meluruskan pernyataan oknum Pembina Yayasan Medika GMIM yang menyatakan kami direksi yang ”dusu-dusu” (kejar-kejar) ke Ketua Sinode untuk meminta persetujuan pengambilan dana talangan,” kata ketiga direktur yang baru dicopot dari jabatan Direktur di RSU Bethesda Tomohon itu.
Baca Juga: dr Ramon Amiman di Mata Karyawan RSU Bethesda Tomohon, Direktur yang Dicopot Yayasan
Sebelumnya, saat Rapat Koordinasi bersama Ketua-Ketua BPMW, Ketua Sinode dr Hein Arina selaku Pembina Yayasan Medika GMIM mengatakan, seringkali bendahara RSU milik GMIM datang mengeluhkan soal keuangan.
“Sebelum penanganan Covid-19, datang lah para direktur dan para bidang perbendaharaan. Kebanyakan bendahara Sinode “dorang dusu-dusu” (dikejar-kejar pihak RSU) bahkan sampai di bandara. Mereka juga mengejar saya juga,” ungkap Pdt Hein Arina.
Karena kenapa, tanya dia, bank-bank tidak akan meminjamkan uang jika tidak ada rekomendasi dari dia selaku ketua pembina Yayasan Medika GMIM.
Menurutnya, bendahara datang ke dia (Hein-red), membicarakan terkait dana talangan kepada RSU. Mereka, kata dia, mengeluh lantaran gaji para pegawai, dokter dan sebagainya yang belum dibayarkan.
“Bagaimana? Berapa yang akan di kasih?, Tapi saya berpikir jauh, bagaimana supaya mendapatkan dana talangan itu. Kasi lah kita,” ungkap Arina.